Jumat, 05 Juli 2013

Memilih hidup sekali lagi

Dikisahkan, Tuhan setiap saat mendengar keluh kesah, ketidakpuasan, dan penderitaan dari
manusia ataupun dari makhluk lain ciptaan-Nya. Pada suatu ketika, Tuhan ingin sekali tahu
bagaimana jika semua makhluk tersebut diberi kesempatan memilih hidup sekali lagi, ingin
menjadi apakah masing-masing dari mereka? Maka, Tuhan pun bertanya kepada semua
makhluk ciptaan-Nya.
Saat itu, tikus dengan cepat menjawab, "Jika diberi kesempatan memilih, aku ingin menjadi
kucing. Enak jadi kucing, dia bisa bebas merdeka berada di dapur, disediakan makanan, susu,
dan dielus-elus oleh manusia."
Kucing pun dengan sigap menjawab, "Kalau bisa memilih, aku ingin jadi tikus. Kepandaian tikus mengelilingi lorong-lorong rumah membuat orang serumah kewalahan, dan tikus bahkan bisa
mencuri makanan yang tidak bisa aku santap. Hebat sekali menjadi seekor tikus."
Saat pertanyaan yang sama disampaikan ke ayam, ayam menjawab, "Pasti aku ingin menjadi
seekor elang. Lihatlah langit di atas sana, elang tampak begitu perkasa mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa luas, membuat semua makhluk iri, ingin menjadi seperti dirinya. Tidak seperti diriku, setiap hari mengais makanan, terkurung dan tidak memiliki kebebasan sama sekali."
Sebaliknya, si elang segera menjawab, "Aku mau menjadi seekor ayam. Ayam tidak perlu
bersusah payah terbang kesana-kemari untuk mencari mangsa. Setiap hari sudah disediakan
makanan oleh petani, diberi suntikan untuk mencegah penyakit, dan ayam begitu terlindung di
dalam kandang yang nyaman, bebas dari hujan dan panas."
Saat pertanyaan yang sama diberikan pada manusia, ternyata perempuan dan lelaki pun
memberikan jawaban yang beda. Si perempuan menjawab, "Saya ingin menjadi laki-laki.
Pemimpin besar dan yang hebat-hebat adanya pasti di dunia laki-laki, Menjadi perempuan
sangatlah menderita, harus selalu melayani, bertarung nyawa melahirkan anak, kemudian
membesarkan mereka, ini adalah pekerjaan yang sangat melelahkan."
Kaum lelaki pun tak urung ikut menjawab, "Aku mau jadi perempuan. Halus budi bahasanya,
tidak perlu bekerja keras menghidupi keluarga, selalu disayang, dilindungi dan dimanjakan.
Ingat, tidak ada pahlawan yang lahir tanpa seorang perempuan, surga saja ada di bawah
telapak kaki ibu atau perempuan."
Setelah mendengar semua jawaban para mahluk ciptaan-Nya, Tuhan pun memutuskan tidak
memberi kesempatan untuk memilih lagi. Maka, setiap makhluk akan kembali menjadi makhluk
yang sama.
Pembaca yang berbahagia,
Ada pepatah yang mengatakan, "Rumput tetangga selalu lebih hijau dibandingkan dengan
rumput di kebun sendiri." Hal tersebut sejalan dengan kisah di atas. Memang, tak bisa
dimungkiri jika manusia kadang justru lebih sering memikirkan kelebihan, kebahagiaan, dan
kesuksesan orang lain. Hal ini membuat orang acap kali mengabaikan apa yang sudah
dimilikinya. Tak heran, jika pikiran selalu dipenuhi dengan perasaan tersebut, maka hidup akan
selalu menderita akibat terbiasa selalu membanding-bandingkan. Padahal, tahukah kita jika
orang yang kita pikirkan justru mungkin berpikir sebaliknya?
Maka, dengan mampu menerima dan bersyukur apa adanya atas apapun yang kita miliki
adalah kebijaksanaan. Dan, bisa ikut berbahagia melihat kebahagiaan dan kesuksesan orang
lain adalah kekayaaan mental.
Mari, cintai apa yang kita miliki, hidup pasti akan lebih berarti. Maka, kita akan bisa
menyongsong kegembiraan dan kebahagiaan sejati
Dikutip dari Bpk. Andrie Wongso , motivator utama Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar