Rabu, 17 Juli 2013

"Barang siapa yang bergembira atas datangnya Ramadhan, Allah telah mengharamkan jasadnya dari api neraka"
(HR. An-Nasa'i)

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat.
Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.
2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita.
Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.
3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan.
Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.
4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan.
Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.
5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan.
Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]
6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan.
Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah.
“Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.
7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk.
Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]
8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs.
Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.
9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:
- buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.
- membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.
10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih.
Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
Dikutip dari : faperta.ugm.


Jumat, 05 Juli 2013

Memilih hidup sekali lagi

Dikisahkan, Tuhan setiap saat mendengar keluh kesah, ketidakpuasan, dan penderitaan dari
manusia ataupun dari makhluk lain ciptaan-Nya. Pada suatu ketika, Tuhan ingin sekali tahu
bagaimana jika semua makhluk tersebut diberi kesempatan memilih hidup sekali lagi, ingin
menjadi apakah masing-masing dari mereka? Maka, Tuhan pun bertanya kepada semua
makhluk ciptaan-Nya.
Saat itu, tikus dengan cepat menjawab, "Jika diberi kesempatan memilih, aku ingin menjadi
kucing. Enak jadi kucing, dia bisa bebas merdeka berada di dapur, disediakan makanan, susu,
dan dielus-elus oleh manusia."
Kucing pun dengan sigap menjawab, "Kalau bisa memilih, aku ingin jadi tikus. Kepandaian tikus mengelilingi lorong-lorong rumah membuat orang serumah kewalahan, dan tikus bahkan bisa
mencuri makanan yang tidak bisa aku santap. Hebat sekali menjadi seekor tikus."
Saat pertanyaan yang sama disampaikan ke ayam, ayam menjawab, "Pasti aku ingin menjadi
seekor elang. Lihatlah langit di atas sana, elang tampak begitu perkasa mengepakkan sayapnya yang indah di angkasa luas, membuat semua makhluk iri, ingin menjadi seperti dirinya. Tidak seperti diriku, setiap hari mengais makanan, terkurung dan tidak memiliki kebebasan sama sekali."
Sebaliknya, si elang segera menjawab, "Aku mau menjadi seekor ayam. Ayam tidak perlu
bersusah payah terbang kesana-kemari untuk mencari mangsa. Setiap hari sudah disediakan
makanan oleh petani, diberi suntikan untuk mencegah penyakit, dan ayam begitu terlindung di
dalam kandang yang nyaman, bebas dari hujan dan panas."
Saat pertanyaan yang sama diberikan pada manusia, ternyata perempuan dan lelaki pun
memberikan jawaban yang beda. Si perempuan menjawab, "Saya ingin menjadi laki-laki.
Pemimpin besar dan yang hebat-hebat adanya pasti di dunia laki-laki, Menjadi perempuan
sangatlah menderita, harus selalu melayani, bertarung nyawa melahirkan anak, kemudian
membesarkan mereka, ini adalah pekerjaan yang sangat melelahkan."
Kaum lelaki pun tak urung ikut menjawab, "Aku mau jadi perempuan. Halus budi bahasanya,
tidak perlu bekerja keras menghidupi keluarga, selalu disayang, dilindungi dan dimanjakan.
Ingat, tidak ada pahlawan yang lahir tanpa seorang perempuan, surga saja ada di bawah
telapak kaki ibu atau perempuan."
Setelah mendengar semua jawaban para mahluk ciptaan-Nya, Tuhan pun memutuskan tidak
memberi kesempatan untuk memilih lagi. Maka, setiap makhluk akan kembali menjadi makhluk
yang sama.
Pembaca yang berbahagia,
Ada pepatah yang mengatakan, "Rumput tetangga selalu lebih hijau dibandingkan dengan
rumput di kebun sendiri." Hal tersebut sejalan dengan kisah di atas. Memang, tak bisa
dimungkiri jika manusia kadang justru lebih sering memikirkan kelebihan, kebahagiaan, dan
kesuksesan orang lain. Hal ini membuat orang acap kali mengabaikan apa yang sudah
dimilikinya. Tak heran, jika pikiran selalu dipenuhi dengan perasaan tersebut, maka hidup akan
selalu menderita akibat terbiasa selalu membanding-bandingkan. Padahal, tahukah kita jika
orang yang kita pikirkan justru mungkin berpikir sebaliknya?
Maka, dengan mampu menerima dan bersyukur apa adanya atas apapun yang kita miliki
adalah kebijaksanaan. Dan, bisa ikut berbahagia melihat kebahagiaan dan kesuksesan orang
lain adalah kekayaaan mental.
Mari, cintai apa yang kita miliki, hidup pasti akan lebih berarti. Maka, kita akan bisa
menyongsong kegembiraan dan kebahagiaan sejati
Dikutip dari Bpk. Andrie Wongso , motivator utama Indonesia.

Losari Makassar

Nemenin Mas Rifki dan Adek Arin yang lagi liburan di Makassar . Jalan Santai & jajan , minggu pagi  30 Juni 2013 ,di pantai Losari . Baru jam 6.30 pagi udah puanass...!