Kamis, 31 Maret 2011

Ber Agama yg ber Makna

Seorang lelaki berniat untuk menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah. Seorang nenek yang merasa iba melihat kehidupannya membantunya dengan membuatkan sebuah pondok kecil dan memberinya makan, sehingga lelaki itu dapat beribadah dengan tenang.

Setelah berjalan selama 20 tahun, si nenek ingin melihat kemajuan yang telah dicapai lelaki itu. Ia memutuskan untuk mengujinya dengan seorang wanita cantik. ''Masuklah ke dalam pondok,'' katanya kepada wanita itu, ''Peluklah ia dan katakan 'Apa yang akan kita lakukan sekarang'?''

Maka wanita itu pun masuk ke dalam pondok dan melakukan apa yang disarankan oleh si nenek. Lelaki itu menjadi sangat marah karena tindakan yang tak sopan itu. Ia mengambil sapu dan mengusir wanita itu keluar dari pondoknya.

Ketika wanita itu kembali dan melaporkan apa yang terjadi, si nenek menjadi marah. ''Percuma saya memberi makan orang itu selama 20 tahun,'' serunya. ''Ia tidak menunjukkan bahwa ia memahami kebutuhanmu, tidak bersedia untuk membantumu ke luar dari kesalahanmu. Ia tidak perlu menyerah pada nafsu, namun sekurang-kurangnya setelah sekian lama beribadah seharusnya ia memiliki rasa kasih pada sesama.''

Apa yang menarik dari cerita diatas? Ternyata ada kesenjangan yang cukup besar antara taat beribadah dengan memiliki budi pekerti yang luhur. Taat beragama ternyata sama sekali tak menjamin perilaku seseorang.

Ada banyak contoh yang dapat kita kemukakan disini. Anda pasti sudah sering mendengar cerita mengenai guru mengaji yang suka memperkosa muridnya. Seorang kawan yang rajin shalat lima waktu baru-baru ini di PHK dari kantornya karena memalsukan dokumen. Seorang kawan yang berjilbab rapih ternyata suka berselingkuh. Kawan yang lain sangat rajin ikut pengajian tapi tak henti-hentinya menyakiti orang lain. Adapula kawan yang berkali-kali menunaikan haji dan umrah tetapi terus melakukan korupsi di kantornya.

Lantas dimana letak kesalahannya? Saya kira persoalan utamanya adalah pada kesalahan cara berpikir. Banyak orang yang memahami agama dalam pengertian ritual dan fiqih belaka. Dalam konsep mereka, beragama berarti melakukan shalat, puasa, zakat, haji dan melagukan (bukannya membaca) Alquran. Padahal esensi beragama bukan disitu. Esensi beragama justru pada budi pekerti yang mulia.

Kedua, agama sering dipahami sebagai serangkaian peraturan dan larangan. Dengan demikian makna agama telah tereduksi sedemikian rupa menjadi kewajiban dan bukan kebutuhan. Agama diajarkan dengan pendekatan hukum (outside-in), bukannya dengan pendekatan kebutuhan dan komitmen (inside-out). Ini menjauhkan agama dari makna sebenarnya yaitu sebagai sebuah sebuah cara hidup (way of life), apalagi cara berpikir (way of thinking).

Agama seharusnya dipahami sebagai sebuah kebutuhan tertinggi manusia. Kita tidak beribadah karena surga dan neraka tetapi karena kita lapar secara rohani. Kita beribadah karena kita menginginkan kesejukan dan kenikmatan batin yang tiada taranya. Kita beribadah karena rindu untuk menyelami jiwa sejati kita dan merasakan kehadiran Tuhan dalam keseharian kita. Kita berbuat baik bukan karena takut tapi karena kita tak ingin melukai diri kita sendiri dengan perbuatan yang jahat.

Ada sebuah pengalaman menarik ketika saya bersekolah di London dulu. Kali ini berkaitan dengan polisi. Berbeda dengan di Indonesia , bertemu dengan polisi disana akan membuat perasaan kita aman dan tenteram. Bahkan masyarakat Inggris memanggil polisi dengan panggilan kesayangan: Bobby.

Suatu ketika dompet saya yang berisi surat-surat penting dan sejumlah uang hilang. Kemungkinan tertinggal di dalam taksi. Ini tentu membuat saya agak panik, apalagi hal itu terjadi pada hari-hari pertama saya tinggal di London . Tapi setelah memblokir kartu kredit dan sebagainya, sayapun perlahan-lahan melupakan kejadian tersebut. Yang menarik, beberapa hari kemudian, keluarga saya di Jakarta menerima surat dari kepolisian London yang menyatakan bahwa saya dapat mengambil dompet tersebut di kantor kepolisian setempat.

Ketika datang kesana, saya dilayani dengan ramah. Polisi memberikan dompet yang ternyata isinya masih lengkap. Ia juga memberikan kuitansi resmi berisi biaya yang harus saya bayar sekitar 2,5 pound. Saking gembiranya, saya memberikan selembar uang 5 pound sambil mengatakan, ''Ambil saja kembalinya.' ' Anehnya, si polisi hanya tersenyum dan memberikan uang kembalinya kepada saya seraya mengatakan bahwa itu bukan haknya. Sebelum saya pergi, ia bahkan meminta saya untuk mengecek dompet itu baik-baik seraya mengatakan bahwa kalau ada barang yang hilang ia bersedia membantu saya untuk menemukannya.

Hakekat keberagamaan sebetulnya adalah berbudi luhur. Karena itu orang yang ''beragama'' seharusnya juga menjadi orang yang baik. Itu semua ditunjukkan dengan integritas dan kejujuran yang tinggi serta kemauan untuk menolong dan melayani sesama manusia.

(Oleh: Arvan Pradiansyah, direktur pengelola Institute for Leadership & Life Management (ILM) & penulis buku Life is Beautiful)

Alone !


When you feel alone , its just because there is no body around you , or no body know you . But believe that you will never walk alone ...so cheer it up and the world with you.

Bandara Go Green !


Tercatat pada foto , saat go green yang dilaksanakan di Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar . Coba kita lihat satu dua tahun ke depan sudah kah meng hutan dan menyeramkan atau merimbun dan menyenangkan ?

Apa itu Kompetensi ?

Kompetensi adalah salah satu kata yang paling banyak diperbincangkan dewasa ini. Presiden menekankan pentingnya kita sebagai bangsa yang memiliki sumberdaya manusia berkompetensi unggul. Sekolah mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi. Orang tua ingin membesarkan anak yang memiliki kompetensi memenuhi tuntutan masa depan yang jauh lebih tinggi daripada tuntutan kompetensi pada orang tuanya pada hari ini.

Dalam lingkup bisnis, pemilik sebuah usaha senantiasa menekankan agar seluruh karyawannya memiliki kompetensi. Manajer di sebuah perusahaan secara konsisten mengukur dan menilai perkembangan kompetensi bawahannya.

Tidak hanya di lingkup bisnis. Kita mendengarkan dan menggunakan kata kompetensi dalam percakapan sehari-hari. Kita mendengarkan keluhan seseorang tentang petugas pelayanan yang tidak kompeten. Kita mendengarkan media mengkritik pejabat publik yang dianggap tidak kompeten. Masyarakat mengeluhkan supir angkutan umum yang tidak kompeten. Bahwa pemeluk agama dapat berkata ia mendengarkan khotbah yang dibawakan oleh orang yang tidak kompeten.

Kata kompetensi mengisi keseharian kita. Di lingkup bisnis, keluarga, maupun sosial kemasyarakatan. Tetapi apa itu kompetensi?

Kata kompetensi (competence) sebagaimana kebanyakan kata di dunia ini, berasal dari bahasa Latin competens. Competens merupakan bentuk present participle dari kata kerja competere. Kata ini mengandung dua unsur: com, yang berarti “bersama-sama (together)”, dan petere, yang berarti berjuang (strive). Jadi competere secara literal berarti berjuang bersama (to strive together).

Menarik sekali bahwa kata kompetensi (competence) dan kompetensi (competition) keduanya merupakan derivasi dari competere. Dan sebagaimana kita sudah mahfum bersama kini, kompetisi adalah kekuatan penggerak dibalik fokus industri pada kompetensi. “Interestingly, as we have seen, competition is the driving force behind the current focus on competence”.

Ide mengenai kompetensi erat hubungannya dengan ide mengenai kapabilitas. Orang yang berkompeten adalah orang yang kapabel. Sebagaimana tim yang kompeten tentu tim yang kapabel. Dan organisasi yang berkompeten adalah organisasi yang kapabel. Asosiasi kompetensi dan kapabilitas ini tentu saja membuat kompetensi berkaitan dengan kesuksesan menuntaskan pekerjaan (getting the job done). Dalam konteks manajemen mutakhir kini, kompetensi adalah segala sesuatu mengenai penciptaan nilai tambah. Competence is about adding value.

Dampaknya, semakin banyak perusahaan, organisasi, sekolah, praktisi dan konsultan yang berfokus pada pendekatan berbasis kompetensi. Muncullah gerakan mengkompetensikan segala sesuatu. Di Eropa dan Amerika menyebutnya sebagai competency movement. Gerakan kompetensi awalnya mempertanyakan dua hal sederhana” “Kita sebaiknya bagus di bidang apa? Dan bagaimana kita dapat mengembangkan kompetensi apa saja yang diperlukan sehingga bisa sangat bagus di bidang tersebut?”

Gerakan mengkompetensikan segala sesuatu ini semakin menggema melalui salah satu ikonnya, ketika C.K. Prahalad dan Gary Hamel’s menulis artikel “The Core Competence of the Organization’s” dalam salah satu edisi Harvard Business Review 1990. Prahalad dan Hamel yakin bahwa organisasi atau perusahaan yang bisa bertahan di dunia industri yang turbulen saat ini adalah yang mampu memelihara dan mengembangkan kompetensi intinya. “Oganizations that will survive and thrive in these turbulent times are those that nurture their core competencies”.

Sumber : Darmin A. Pella

Khasiat Kulit & Biji Anggur


Gizi.net - JAKARTA-- Rasa anggur yang menyegarkan, membuatnya banyak diminati. Nyatanya buah itu juga dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, lemah jantung dan masalah kulit.

Pada tahun 1870, Dr. John Harvey Kellog, memberikan resep anggur untuk berbagai penyakit. Untuk kesembuhan, dia hanya memberikan resep makan buah anggur dengan takaran tertentu.

Menurut The George Mateljan Foundation, anggur memiliki nilai gizi yang sangat luar biasa. Tiap 100 gram anggur paling tidak 25 komponen gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Kandungan mineral dalam anggur yang memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh antara lain mangan. Zat itu sangat diperlukan tubuh dalam sintesis energi sehingga dapat membantu menjaga kestabilan gula dalam darah. Mangan juga diperlukan tubuh untuk metabolisme lemak dan pembentukan jaringan ikat dan tulang.

Anggur disebut mengandung karotenoid dan likopen yang tinggi. Kedua zat kimia tersebut dikenal luas akan kemampuannya menghambat berbagai penyakit tubuh. Kandungan antioksidan dalam anggur tersebut sudah diyakini kalangan luas sebagai pelindung sel dari radikal bebas penyebab penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, kanker, dan beberapa penyakit akibat penuaan.

Kandungan vitamin C, B6, K dan B1 dalam anggur juga tinggi dengan khasiat yang luar biasa bagi tubuh. Vitamin C buah anggur dapat meningkatkan imunitas dan penyembuhan luka. Kandungan B6 pada anggur juga sangat penting untuk otak agar dapat berfungsi normal.

Kulit anggur juga memiliki kandungan resveratrol yang merupakan sumber penting dari flavonoids, termasuk katekin, quercetin, prosianidin, dan antosianin.

Resveratrol ditemukan pada sebagian besar kulit buah anggur. Penelitian beberapa tahun terakhir menyimpulkan, resveratrol kemungkinan dapat membantu awet muda dan mencegah kanker.

Khasiat lain yang dimiliki anggur adalah untuk mengatasi kelelahan dan hipoglikemi karena kandungan gula alaminya yang sangat tinggi, terutama dalam bentuk glukosa dan fruktosa. Jus anggur dipercaya dapat mencegah dan membantu penyembuhan beberapa penyakit infeksi virus seperti influenza, polio dan herpes.

Selain itu, biji anggur juga diyakini mengandung mineral, seng dan mangan yang bermanfaat bagi tubuh.

Kini mengonsumsi anggur, tak perlu lagi membuang kulit dan bijinya untuk memperoleh manfaat maksimal. (cr1/berbagai sumber/rin)

Sumber : Republika Online -

Belimbing manis

Belimbing Ampuh Tangkal Radikal Bebas
Gizi.net - JAKARTA - Buah yang satu ini memang tidak sepopuler buah pencuci mulut lainnya. Padahal bila matang, buah ini memiliki rasa manis yang menyegarkan. Belimbing buah asli India dengan bentuk unik itu ada dua jenis, belimbing manis (Averrhoa Carambola) dan belimbing sayur atau belimbing wuluh (Averrhoa bilim) yang rasanya asam.

Buah belimbing mempunyai kandungan gizi cukup tinggi yang bermanfaat bagi tubuh. Dalam 100 gram buah belimbing yang matang mengandung energi (35 kal), protein (50 gram), lemak (0,7 gram), karbohidrat (7,70 gram), kalsium (8 mg), serat (0,90 gram), vitamin A (18 RE), vitamin C (33Mg) dan niacin (0,40 gram).

Untuk kesehatan berbagai manfaat dapat diambil dari belimbing manis. Sebagai sumber vitamin, khususnya vitamin A dan C, belimbing adalah antioksidan ampuh dalam memerangi radikal bebas. Buah ini juga mampu membantu mencegah penyebaran sel-sel kanker, meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah sariawan.

Belimbing mengandung pektin yang mampu mengikat kolesterol dan asam empedu terdapat dalam usus dan membantu pengeluarannya. Selain itu, buah ini juga dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah.

Kandungan serat yang tinggi, membuat belimbing bermanfaat untuk melancarkan proses pencernaan. Kadar kalium yang tinggi, serta natrium yang rendah, juga cocok sebagai obat hipertensi. Untuk penggemar buah yang memiliki kelebihan berat badan, belimbing baik untuk pilihan karena mengandung kaloi rendah.

Selain manfaat yang dapat diambil dari buah, bunga dan akar pohon belimbing pun memiliki khasiat. Bunga belimbing ternyata memiliki sifat khas manis dan menetralkan plus kandungan kimia berupa glukosida, vitamin B, dan vitamin C. Bunga belimbing manis memiliki khasiat sebagi antipiretik dan ekspektoran, sehingga dapat dimanfaatkan mengatasi batuk pada anak-anak. Akar pohon belimbing juga dapat dimanfaatkan untuk sakit kepala dan nyeri persendian (rematik). Kini, bila ada buah belimbing di pasar, jangan ragu untuk membeli. (cr1/itz)

Sumber : Republika Online -