Setiap bayi pasti akan mengisap jari karena hal itu memang kebutuhannya. Hal
ini menunjukkan si bayi dalam keadaan sehat dan normal, karena refleks isap
memang sudah seharusnya dimiliki bayi sejak lahir. Secara psikologis,
bayi mengisap jari karena lapar. Disamping bayi memang memiliki kebutuhan
mengisap, dari lahir sampai usia 3 bulan. Selain itu, jarak waktu
menyusui juga bisa berpengaruh. Bayi yang setiap 3 jam sekali diberi minum,
misalnya, kebutuhan mengisapnya akan lebih sedikit ketimbang bayi yang diberi
minum 4 jam sekali. Jadi makin sering bayi diberi kesempatan menyusu maka
semakin sering pula bayi dapat memenuhi kebutuhan mengisapnya.
Beberapa pakar pun mengatakan, bayi yang menyusu ASI akan lebih jarang
mengisap jari ketimbang yang menyusu dari botol. Kalau ada bayi yang
menyusu ASI namun tetap mengisap jari, bisa jadi karena waktu menyusu yang
kurang. Waktu menyusu yang ideal, sekitar 30 sampai 40 menit. Di atas 20
menit sebenarnya susu ibu sudah kosong, namun bayi tetap mengisap puting ibunya
demi memenuhi kebutuhan mengisapnya.
Nah, yang jadi masalah, orang tua suka risih dan cemas melihat bayi mengisap
jari. Takutnya, mengisap jari akan menjadi suatu kebiasaan sampai selepas masa
bayi. Kalau sudah begitu, tentu akan sulit sekali untuk menghilangkannya. Lagi
pula, jika kebiasaan ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan menghambat
perkembangan gusi dan gigi. Itulah mengapa, tak jarang orang tua memberikan
alternatif solusi dengan memakaikan sarung tangan. Padahal cara ini tak
menyelesaikan masalah, malah dapat mengundang bahaya karena bisa saj ketika si
bayi selalu memasukkan sarung tangan ke mulut tentunya jadi basah. Dalam
kondisi basah, kuman dan kotoran akan lebih mudah melekat. Jadi, sarung tangan
malah berdampak buruk untuk bayi.
Selain sarung tangan, kadang orang tua juga suka memberikan empeng/dot.
Awalnya, sih, karena bayinya masih rewel padahal sudah diberi ASI. Mereka
khawatir bila minumnya ditambah, si bayi malah jadi muntah karena overfeeding
atau overload (terlalu banyak menyusu). Nah, agar si bayi tak rewel dan muntah,
diberilah empeng/dot. Dengan mengempeng, berarti banyak udara yang masuk ke
perut bayi sehingga bayi akan mudah kembung. Bila dilihat dari segi higenis,
empeng/dot bisa saja jatuh dan yang menjaga bayi malas mencucinya
kembali. Dengan kata lain, baik sarung tangan maupun empeng/dot, justru
akan menimbulkan masalah baru bila digunakan sebagai pengganti jari.
Kebiasaan mengisap jari akan berhenti dengan sendirinya, dengan catatan,
bayi tumbuh dalam lingkungan yang menyenangkan. Jadi bayi tak perlu dipaksa
untuk berhenti mengisap jari, apalagi sampai jarinya ditarik dari mulutnya.
Justru kalau dipaksakan, ia akan lebih frustrasi dan malah akan lebih giat
mengisap jari demi mengatasi rasa frustrasinya. Lebih baik biarkan
dulu. Orang tua perlu memberi toleransi agar bayi dapat memenuhi
kebutuhan mengisapnya, sampai usia 7 bulan pun, kebiasaan mengisap jari pada
bayi masih dianggap wajar.